Gubri: Perempuan Berperan Cegah Terorisme Dan Radikalisme
PEKANBARU, KANALSUMATERA.com - Peran perempuan dalam aksi terorisme perlu diwaspadai. Hal tersebut dapat dilihat sejumlah aksi teror yang terjadi di tanah air maupun di luar negeri. Misalnya yang aksi bom bunuh diri di Surabaya dan penangkapan terduga teroris di Sri Langka.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Riau H Syamsuar pada acara seminar "Perempuan Agen Perdamaian; Pelibatan Perempuan Sebagai Agen Perdamaian Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme", pada Kamis (22/8/2019) di Hotel Premiere Pekanbaru.
"Belakangan ini seakan menjadi tren baru dalam aksi terorisme dengan hadirnya keterlibatan perempuan dan anak. Dulu perempuan hanya menjadi simpatisan dan pendukung, tetapi saat ini mereka turut mengambil andil sebagai pelaku teror," kata Gubri Syamsuar dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Kesbangpol Provinsi Riau Chairul Riski.
Dikatakan, pencegahan paham radikalisme dan terorisme mustahil dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini BNPT dan Gubernur Riau tanpa kerja sama dengan stakeholder dan semua elemen masyarakat.
Oleh sebab itu Pemprov mendukung setiap kegiatan dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di seluruh kabupaten dan kota di Riau. Apatah lagi kegiatan tersebut melibatkan unsur-unsur dari masyarakat.
Baca: 5.000 Orang Terima Manfaat Program Ramadhan Ceria UMRI
Gubri juga mengingatkan, kaum perempuan khususnya ibu-ibu hendaklah memperkuat jati diri dan meningkatkan peran utama terhadap anak-anak dan keluarga. Gerakan perempuan sejatinya memiliki potensi besar dalam mencegah ancaman radikalisme dan terorisme.
"Ibu adalah orang yang pertama yang menanamkan nilai-nilai agama yang sebenarnya. Ibu adalah taman pendidikan bagi anak hingga usia remaja. Ibu merupakan kunci dalam hal kebaikan dan toleransi bagi anak-anaknya.
Sehingga perlu upaya pencegahan radikalisme dan terorisme dengan bahasa ibu. Anak yang selalu merasa terayomi dan diperhatikan oleh sosok ibu akan terbentengi dirinya dari berbagai ancaman radikalisme dan terorisme," ujar Gubri.
Seminar yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut menghadirkan sejumlah pembicara. Yakni M Suaib Thahir ( Anggota Divisi Penulisan BNPT), Salma Safitri (Konsultan Gender Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak), Rosita Tardos (Direktur Balqis Foundation), Frida (Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT Riau).
Sementara itu Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau Eddie Yusti mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran secara jelas kepada masyarakat, khususnya perempuan, mengenai terorisme di Indonesia. Baik itu meliputi ancaman, kerawanan, hingga pertumbuhannya. Hal ini penting sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
Baca: UPZ Al Fikri Berbagi Sembako dengan Masyarakat Kurang Mampu, Meningkat dari Tahun Lalu
Tujuan berikutnya, kata Eddie, untuk eningkatkan sinergi antara FKPT sebagai bagian terdepan di masyarakat dalam upaya pencegahan terorisme dengan tokoh perempuan, organisasi masyarakat perempuan, dan perkumpulan perempuan di lingkungan TNI/POLRI.
"Kami juga mendorong masyarakat khususnya para perempuan untuk lebih bijaksana dalam memahami kondisi terkini dan fakta di lingkungan sekitar, Sehingga dapat mengaplikasikan pemahamannya kepada keluarga dan lingkungan terdekat sebagai daya cegah dan tangkal terhadap penyebarluasan paham radikalisme dan terorisme," ujar Eddie.
Sekitar seratus peserta terlihat antuasias mengikuti kegiatan sejak pagi hingga sore harinya. Sejumlah organisasi perempuan mengirimkan pesertanya. Antara lain Muslimat NU, Aisiyah, Perempuan MUI, BKOW, Majelis Taklim. Kemudian juga ada perwakilan organisasi perempuan di lingkungan TNI/ POLRI, Lurah perempuan dan perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.**