Jawab Keresahan Masyarakat Sumbar, Gubernur Mahyeldi: Tidak Benar Bandara BIM Berubah Status
KANALSUMATERA.com - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menjawab keresahan masyarakat dan pelaku pariwisata di Sumbar terkait kekawatiran BIM tidak lagi bandara internasional.
Ia langsung memerintahkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumbar, Medi Iswandi menindaklanjuti ke Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves).
“Saya perintahkan Kepala Bappeda menindaklanjuti ke Kemenkomarves,” tegas Mahyeldi dihubungi, Senin (20/2).
Mahyeldi mengungkapkan, dari indikator Kemenkomarves, BIM masuk kategori bandara internasional yang dipertahankan. Dari indikator yang ditetapkan, BIM tidak masuk dalam rencana penutupan bandara internasional.
Kemungkinan tersebut juga diperkuat dengan zoom meeting antara Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah dengan Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pariwisata Eknomi Kreatif (Kemenparekraf) dan institusi lainnya pada Agustus 2022.
Baca: Bupati Tanah Datar Paparkan Keberhasilan TPID saat Meeting dengan Bank Indonesia
Dalam kesempatan itu, BIM ditetapkan masuk sebagai bandara international komersil bersama denga empat bandara lainnya di Sumatera. Oktober 2022 mulai dioperasionalkan untuk internasional, sekarang sudah 15 bandara international yang dibuka.
Kepala Bappeda Provinsi Sumbar, Medi Iswandi saat dihubungi membenarkan perintah tersebut. Dirinya langsung melakukan peninjauan ke Kemenkomarves. Hasilnya, BIM memenuhi dua indikator yang ditetapkan untuk tetap bandara internasional.
“Kita sudah tinjau ke Kemenkomarves, mudah-mudahan BIM tidak masuk dalam rencana pengurangan bandara internasional. Informasi, bahkan BIM masuk dalam rencana 15 bandara internasional yang akan ditetapkan ke depan,”sebut Medi Iswandi, dihubungi dari Padang.
Informasi tersebut diberikan Medi dari Jakarta setelah bertemu langsung dengan Kemenkomarves. Kemudian melaporkan pada Gubernur Mahyeldi.
“Jadi tidak benar BIM itu berubah status,”sebutnya.
Baca: Kepala Kemenag Solok Selatan Meninggal Dunia, Kepala Kemenag Sumbar Merasa Kehilangan
Dijelaskannya, dari informasi yang diperolehnya di Kemenkomarves, ada 15 bandara yang akan ditetapkan menjadi bandar internasional. Bandara yang akan ditetapkan menjadi internasional dengan indikator, bandara perbatasan, pintu masuk pariwisata dan pintu masuk cargo.
Sementara dari tiga indikator tersebut, BIM memenuhi dua kategori. Yakni, bandara yang melayani pintu masuk pariwisata dan bandara melayani pintu masuk perbatasan.
“Alhamdulillah BIM termasuk dari rencana 15 Bandara yang akan tetap dibuka karena BIM itu memenuhi dua indikator, sehingga masuk dalam 15 bandara internasional yang akan ditetapkan,” ungkapnya.
Sebelumnya, BIM dikawatirkan akan tereliminasi menjadi bandara regional. Sehingga menyebabkan keresahan bagi pelaku pariwisata di Sumbar. Alasannya, jika BIM tidak lagi berstatus internasional maka akan mengancam kelangsungan pariwisata Sumbar.
Rencana penutupan sejumlah bandara internasional tersebut sesuai arahan Presiden untuk mengurangi bandara pintu masuk luar negeri.
Baca: Kepala BNPB Tinjau Bencana Galodo Sumbar, Beri Arahan ini ke Kepala Daerah
Arahan itu dilakukan kajian oleh Kemenkomarves, Kemenhub, Kemenparekraf dan kementerian lembaga yang berhubungan dengan intelijen dan pertahanan negara.
Hasil kajian sementara, yang saat ini proses finalisasi masih berlangsung kemungkinan lebih dari 15 bandara yang akan ditetapkan menjadi bandara internasional. Sehingga jumlah 15 bandara bukanlah patokan pasti atau final.*